Text
ARANGAN ANYAMAN KHAS PADA KOMUNITAS ADAT DAYAK MERATUS DI KABUPATEN BALANGAN, KALIMANTAN SELATAN (Antara Religi, Upacara, dan Peralatan)
Arangan adalah salah satu jenis anyaman tradisional pada masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan. Kerajinan anyaman (arangan) pada komunitas Dayak Meratus ini ternyata mempunyai keanekaragaman. Bukan sekedar media kreativitas mereka semata, kerajinan berbahan bambu kecil (tirik, sebutan lokal masyarakat Meratus) ini juga merupakan aktualisasi dari kehidupan mereka sehari-hari, baik itu terkait hubungan dengan sesama masyarakat Dayak Meratus, alam sekitar, maupun religi. Hampir semua aktivitas kehidupan orang Dayak Meratus, baik itu bercocok tanam berburu (bagarit), maupun ritual keagamaan (aruh adat/babalian), sering digambarkan dalam motif arangan yang beragam. Ada berbagai bentuk dan jenis arangan, yakni bakul, tas, tikar, dan alat-alat keperluan dapur. Selain menjadi benda untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari, arangan juga digunakan sebagai kelengkapan ritual adat yang motifnya disesuaikan dengan kebutuhan atau kegiatan yang dilangsungkan. Ada motif khusus yang disakralkan tergambar pada sebuah tikar arangan (gabungan tujuh motif) yang hanya dipakai pada saat masyarakat Dayak Meratus melangsungkan ritual adat. Tidak semua lapisan masyarakat boleh membuatnya. Hanya wanita yang sudah tidak datang bulan lagi yang boleh menganyam merupakan syarat khusus untuk menganyam motif khusus ini. Pembuatan motif khusus untuk keperluan ritual adat (aruh adat) itu menggambarkan keinginan (permohonan) si pelaksana aruh adat. Selain mengandung nilai estetika, ternyata ada makna-makna yang tersirat dari berbagai motif arangan itu. Selain itu, pembuatan arangan ini ternyata juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Arangan is a type of traditional woven in the Dayak Meratus community in South Kalimantan. The woven crafts (arangan) in the Meratus Dayak community have diversity. Not just a medium for their creativity, crafts made from small bamboo (tirik, the local name of the Meratus people) are also an actualization of their daily lives, whether it is related to relations with fellow Dayak Meratus people, the natural surroundings, and religion. Almost all life activities of the Dayak Meratus, namely farming, hunting (bagarit), or religious rituals (aruh adat/babalian), are often depicted in various arangan motifs. There are various forms and types of arangan, namely baskets, bags, mats, and kitchen tools. Besides being an object for the needs of everyday life, arangan is also used as a complement to traditional rituals whose motives are adjusted to the needs or activities being implemented. There is a special sacred motif that is depicted on an arangan mat (a combination of seven motifs), which is only used when the Dayak Meratus people implement traditional rituals. Not all levels of society may make it. Only women who have stopped having their periods are allowed to weave. This is a special condition for weaving this particular motif. The making of special motifs for traditional ritual purposes (aruh adat) illustrates the wish (request) of the executors of the adat aruh. Apart from their aesthetic value, the various arangan motifs appear to have implied meanings. Furthermore, arangan production has a high economic value.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain